Expand

Bahaya dari Shisha

Kadar monoksida yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak dan hilangnya kesadaran. Menurut tim peneliti, memang agak sulit mengetahui jumlah CO yang dihasilkan dari sebatang rokok karena perbedaan inhalasi dari tiap individu. Meski begitu, kadar CO dari nafas yang dihembuskan orang yang bukan perokok secara normal kira- kira 3 ppm (persejuta bagian dari udara), pada perokok ringan kira–kira 10-20 ppm dan 30-40 ppm pada perokok berat. Penelitian menunjukkan,penghisap shisha memiliki 40-70 ppm CO dalam nafasnya. Jumlah itu berpengaruh pada gangguan sirkulasi darah sekitar 8-12% “Kami menemukan bahwa satu sesi menghisap shisha yang menggunakan 10 mg buat tembakau selama 30 menit, atau sesi paling singkat menghasilkan kadar karbonmonoksida 4 atau 5 kali lebih tinggi daripada merokok”, kata Dr Hillary Wareing, Direktur The Tobacco Control Collabolaring Centre (Anonim c, 2011).

Penggunaan shisha yang bergantian dapat menyebabkan penyakit menular karena pemakaian yang bergantian antara lain:
• Tuberkolusis (dapat menginfeksi paru-paru atau bagian lain dari tubuh).
• Asperrgilus (jamur yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru serius).
• Helicobacter (infeksi pada perut) (Anonim d, 2011).
Sedangkan resiko kesehatan penggunaan shisha yang dapat ditimbulkan dalam jangka pendek adalah penyakit pernafasan akut, ketergantungan, dan gangguan pada paru-paru. Resiko kesehatan yang lebih bahaya dalam penggunaan jangka panjang antara lain resiko kanker termasuk kanker paru-paru dan penyakit kronis lainnya seperti penyakit kardiovaskuler, dan pernafasan. Apabila shisha digunakan selama kehamilan dapat menurunkan berat badan janin (Anonim d, 2011).

Leave a Reply